Kami
membanting setir ke kiri sekaligus melesat miring masuk gigi tiga penuh dengan
kecepatan 170km/jam. Dari motor hondaku aku Cuma bisa melihat bagian atas
knalpot motor yamahanya. Dia masih didepanku, hingga bahkan sampai tikungan
diatas bukit itu yang kalau cakrawala mulai menghilang, kamu akan segera lenyap
juga dibaliknya. Aku masih ketat menempel dibelakangnya. Itulah saat menentukan
bagi delapan pembalap, yang kemudian tinggal kami berdua : aku dan Max
Biaggi.
Memang saat paling menentukan dalam kejuaraan tahun 2001 itu. Putaran terakhir, sirkuat terakhir yang berat, aksi terakhir untuk menang, kesempatan terakhir untukku.
Tikungan yang memanjang beraspal tersebut terlihat seperti olesan mentega pada permukaan bukit hijau yang tidak terlalu curam itu. Tikungan yang tampak bergantung dan selaras dengan setiap permukaan bukit itu mirip huruf “S” ke kiri lalu ke kanan kemudian berakhir tepat di puncaknya. Sebelum kamu bisa mencapainya, kamu harus bergerak naik dulu, setelah itu menuruninya.
Download autobiografi Valentino Rossi disini…
Memang saat paling menentukan dalam kejuaraan tahun 2001 itu. Putaran terakhir, sirkuat terakhir yang berat, aksi terakhir untuk menang, kesempatan terakhir untukku.
Tikungan yang memanjang beraspal tersebut terlihat seperti olesan mentega pada permukaan bukit hijau yang tidak terlalu curam itu. Tikungan yang tampak bergantung dan selaras dengan setiap permukaan bukit itu mirip huruf “S” ke kiri lalu ke kanan kemudian berakhir tepat di puncaknya. Sebelum kamu bisa mencapainya, kamu harus bergerak naik dulu, setelah itu menuruninya.
Download autobiografi Valentino Rossi disini…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar